Jumat, 16 November 2012

MANAGEMENT MUSEUM GEDUNG SATE



A. Klasifikasi Museum Gedung Sate
Meskipun belum baku, museum-museum yang ada di Jawa Barat pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya dapat diklasifikasikamn menjadi beberapa jenis berdasarkan status penyelenggaraaannya, jenis kolkesi, dan kedudukannya. Klasifikasi museum tersebut antara lain sebagai berikut[1]:
a.       Berdasarkan status penyelenggaraannya, museum dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Museum Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota)
2.      Museum Swasta (perseorangan atau kelompok).
b.      Berdasarkan jenis koleksinya, museum dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Museum Umum, yaitu museum yang memiliki kolkesi dari berbagai cabang ilmu antara lain ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu-ilmu lainnya. Selain itu yang disebut dengan Museum Umum adalah museum yang memiliki berbagai kurun waktu dan lokasi.
2.      Museum khusus, yaitu museum yang memiliki koleksi dari satu cabang ilmu pengetahuan atau memiliki satu jenis koleksi saja.
c.       Berdasarkan ruang lingkup wilayah tugas, status hokum pendiriannya, dan tujuan penyelenggraannya, museum dapat diklasifikasikan menjadi:
1.      Museum Nasional, yaitu museum yang memiliki koleksi yang mewakili cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya dari seluruh wilayah di Indonesia.
2.      Museum Regonal, adalah museum yang memiliki koleksi yang mewakili cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya dari satu wilayah provinsi.
3.      Museum Lokal, adalah museum yang memiliki koleksi yang mewakili cabang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya dari wilayah kabupaten/kota.
Pada ketiga penjelasan tersebut Museum Gedung Sate dapat diklasifikasikan ke dalam Museum Khusus berdasarkan jenis koleksinya yang keseluruhan koleksinya mengenai kebudayaan Jawa Barat. Gedung sate pun berdasarkan ruang lingkup wilayah tugas, status hukum pendiriannya, dan tujuan penyelennggraannya, Museum Gedung Sate pun termasuk ke dalam Museum Regional.
B. Struktur Management Museum Gedung Sate
Penjelasan mengenai struktur management tersebut itu dimulai dari kepala Museum, Kepala tertinggi kepengurusan Museum Gedung Sate tersebut itu dibawah Humas Protokol Umum yang memiliki 4  sub bagian yang terdiri dari Humas, Protokol, Komunikasi dan Rumah Tangga. Fungsi dari Humas Protokol ini adalah memerintah atau mengawasi seluruh bawahan dari management di Museum Gedung Sate. Dibagian Rumah Tangga memiliki 2 sub bagian yang terdiri Sub. Rumah Tangga Pimpinan dan Rumah Tangga saja untuk kepengurusan bagian pemeliharaan diberikan kepada bagian Rumah Tangga yang diserahkan kepada bagian petugas teknisi yang bertugas menangani perwatan dan perbaikan gedung Museum dan lingkungannya, termasuk pemeliharaan di dalam dan diluar gedung serta lingkungan sekitar Museum, selain menangani masalah konservasi bagian tersebut juga bertanggung jawab menangani masalah preparasi yaitu menangani kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan koleksi, reproduksi, penataan pameran, dan penganan bengkel preparasi. Bagian Asisten Administrasi berfungsi menangani bidang keuangan, kepegawaian,dan sebagai tempat menyediakan perlengkapan Museum yang meliputi[2]:
·         Perencanaan pengadaan perlengkapan
Perencanaan yang akurat dibutuhkan dalam pengadaan perlengkapan Museum, data atau nformasi tentang kondisi peralatan yang dimiliki, kebutuhan peralatan, serta pihak yang membutuhkan sangat diperlukan.
·         Distribusi
Tujuan distribusi ini adalah untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya, peralatan yang diadakan harus didistribusikan kepada unit atau satuan kerja yang terpat.
·         Inventarisasi
Setiap peralatan atau perlengkapan harus dicatat di dalam daftar inventaris. Daftar inventaris memuat tentang nama barang, jenis, jumlah, mutu/kondisi, tanggal, bulan, dan tahun pengadaan, ukuran, asal barang, harga.
·         Penyimpanan/Pemeliharaan dan Pengahapusan
Agar peralatan atau perlengkapan memiliku masa pakai yang lama, maka perlu disimpan dan dipelihara dari kerusakan dan kehilangan. Untuk barang invetaris yang sudah mengalami kerusakan parah tidak mungkin diperbaiki maka dilakukan penghapusan.
 Bagian Sub Rumah Tangga Pimpinan itu dibawah pengawasan Humas, Gubernur dan wakil gubernur, yang ketiga pimpinan tersebut dalam mendirikan Museum Gedung Sate bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk menangani masalah kepengurusan koleksi. Koleksi yang berada di Museum Gedung Sate seluruhnya itu mengenai kebudayaan khas Jawa Barat. Menurut Pak Ferry Ferdiana beliau adalah staff di bagian kepengurusan Rumah Tangga Museum Gedung Sate menjelaskan bahwa pendanaan koleksi Museum Gedung Sate diberi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tetapi peletakan koleksi ditempatkan di Gedung Sate jadi pertanggungjawabkan diserahkan kepada Gedung Sate, jadi pada Museum-museum yang berada di bawah instansi pemerintah, di pusat maupun daerah, dibiayai dengan dana dari pemerintah, Museum ini memperoleh dana dari pemerintah setiap tahunnya, baik melalui anggaran Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota[3].
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam kepengurusan Museum itu diserahkan kepada Seksi Muskala yang bagian tersebut diserahkan kepada UPT Museum. Menurut Ibu Eha Solihat staff di Dinas Kebudayaan mengatakan “bahwa memang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerja sama dengan management Gedung Sate, hanya dalam kepengurusan koleksi tetapi Museum Gedung sate bukanlah dibawah kepengurusan kami, salah satu Museum dibawah kepengurusan kami adalah Museum Sri Baduga”. Pada intinya Management Museum Gedung Sate bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hanya dalam kepengurusan koleksi saja, tetapi Museum Gedung Sate tidak berada dibawah kepengurusan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Semua koleksi yang berada di Museum Gedung Sate itu didatangkan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Hubungan kerja sama atau kemitraan tersebut dalam pengelolaan museum menjadi satu tuntutan di masa depan, karena tanpa bermitra dengan pihak lain keberaaan museum kurang berkembang. Prinsip utama kemitraan museum salah satunya dikarenakan adanya kesamaan visi dan misi, sehingga menambah wawasan tentang aspek kehidupan, jati diri, dan nilai-nilai luhur bangsa.
Sistem Informasi Management Museum Gedung Sate itu secara manual, mereka belum menyediakan sistem automasi atau soft ware. Dikarenakan Museum Gedung Sate termasuk Museum yang sedikit tertutup sehingga untuk mengetahui sistem management Museum Gedung Sate bisa dilakukan dengan sistem wawancara kepada staff pengurus di Gedung Sate.
1.      Tujuan Museum Gedung Sate[4] : Hanya sebagai ruang pameran, jikalau ada yang berkunjung baik antar propinsi atau wisatawan. Serta untuk memperindah ruang di bawah menara Gedung Sate tersebut. Dikarenakan Museum Gedung Sate berada di lantai 4 di bawah menara Gedung Sate.
2.      Fungsi Museum Gedung Sate : Memperkenalkan kebudayaan apa saja yang dimiliki oleh masyarakat Jawa Barat, dari segi makanan, pakaian adat, alat musik.
3.      Visi Dan Misi Museum Gedung Sate : Untuk memantapkan ketahanan budaya masyarakat Jawa Barat, Revitalisasi, pelestarian, serta pengembangan nilai-nilai buadaya daerah dan kearifan local masyarakat Jawa Barat, dan pemantapan serta penguat identitas dan jatidiri masyarakat Jawa Barat. Menjadi media pembinaan edukasi budaya maupun sejarah dan ilmu pengetahuan.

DAFTARPUSAKA
Dinas pariwisata. 2010. Pedoman Pengelolaan Museum Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Eddy, Nanang, Oerip, Heni. 2011. Profil Peninggalan Sejarah Dan Purbakala. Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

[1] Dinas pariwisata. 2010. Pedoman Pengelolaan Museum Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
[2] Eddy, Nanang, Oerip, Heni. 2011. Profil Peninggalan Sejarah Dan Purbakala. Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
[3] Dinas pariwisata. 2010. Pedoman Pengelolaan Museum Provinsi Jawa Barat. Bandung: Dinas pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. hlm: 16.
[4] Melalui Wawancara kepada staff kepengurusan Museum Gedung Sate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar